Heemm… #savecewekkere

Tulisan ini kontra atau pelengkap dari post sebelumnya dari cewek matre :). Mungkin Anda ingin membacanya juga buat hiburan hehe.

Kata kere sendiri punya arti kasar dan mengejek. Jadi gunakan kata ini dengan bijak.

Seperti kata matre, maka kere vs matre mungkin lebih pas daripada matre vs miskin di tulisan ini. Meski kere bisa sekaligus matre, “sudah kere, matre lagi”

Perang tagar selalu membawa prasangka hehe. Sesama prasangka dilarang saling mendahului. Kere itu sebutan bagi orang yang gak punya apa-apa. Kalau ini terjadi sama cewek, maka disebut cewek kere. Jika obyektif tanpa prasangka lebih pas diomong cewek miskin.

Kalau sama laki disebut laki kere. Entah sejak lahir memang kere, pura-pura kere (saat minta keringanan ini itu), atau kena “Kutukan” hingga kere terus.

Sebenarnya istilah cewek kere jarang diungkap oleh laki (kecuali pada perang tagar melawan cewek matre). Lebih banyak diujar oleh sesama cewek yang bersaing dengan kaumnya.

Sudah umum kalau laki selalu melihat cewek cantik dan gak peduli dia itu kere apa enggak. Tapi ini gak berlaku buat cewek yang selalu membandingkan satu sama lain.

Membandingkan kadang jatuh ke hal negatif. Maka kata kere akan muncul jika mengejek cewek lain yang miskin.

Tapi, laki hanya sedikit yang jijik sama cewek kere. Apalagi cewek itu sudah punya modal dengkul : wajah cantik dan tubuh asyik. Simbol paling kuat mengenai hal ini ada pada “Inem pelayan sexy”.

Status pelayan (penggoda majikan) mengacu pada strata sosial tingkat paling bawah. Bisa dikatakan wanita pada strata ini tidak punya apa-apa. Tapi tetap si Inem dapat memikat banyak laki-laki.

Kualitas pribadi seorang cewek jadi nomor sekian, karena penampilan lah yang dilihat pertama oleh laki-laki. Dan ini yang menyebabkan produk kecantikan tidak pernah sepi peminat.

Trus bisa dapat dari mana duit untuk modal dasar ini? Jika seorang cewek kere menghadapi realita ini, apa yang dilakukan? Kadang angin surga memberi jawaban.

Yang terjadi , banyak laki ingin (sorry ini realita) meningkatkan taraf hidup cewek itu dengan jalan dijadikan istri atau simpanan. Dipelihara plus “dimuliakan” hidupnya.

Dari yang biasa hidup susah jadi bahagia dengan harta berlimpah. Ini jika beruntung dapat laki yang tajir ya. Entah dihalalin atau dihamilin, naluri laki ya ingin memberi.

Jadi hasrat alami laki yang ingin memberi itu dari DNA manusia purba, pulang rumah kasih hasil buruan. Semakin besar jarak, semakin kuat transaksi yang terjadi. Istilahnya belas kasih semakin besar jika cewek itu benar-benar kere.

Analogi paling pas untuk sifat memberi ini adalah saat cinta terjadi, jutaaan sel sperma bergerak aktif menuju sel telur. Dalam hal ini pihak cewek adalah penerima. Tapi sekaligus memberi saat sel telur bersedia untuk dibuahi. Ini proses timbal balik dari cinta hehehe.

Memang hidup sering dikata tidak adil bagi cewek kere dengan modal ngepres alias tidak menarik banyak minat laki-laki (baik yang kere atau kaya). Rata-rata cewek yang bekerja di sektor manapun punya penampilan menarik. Apalagi di hotel bintang 7.

Tidak ada jalan lain bagi cewek kere dengan modal ngepres dalam penampilan untuk mengembangkan daya pikat “inner beauty” . Anda dapat google sendiri apa itu “inner beauty” dan karakteristik apa yang nampak. Yang menarik untuk ditulis adalah bagaimana seorang laki bisa terpikat.

Jika daya pikat tahap pertama soal penampilan gagal total hehehe, maka ini mengenai rangsangan pada mata laki-laki. Sifat ini instan dan spontan. Tapi ya begitu, masa ini ada masa jenuh.

Seorang laki tetap melihat wanita, dan itu dari mata turun ke hati. Jadi mata adalah yang terpenting. Menurut saya ya hehehe. Seorang cewek mesti menampilkan apa yang dia punyai lewat mata. Walau modal fisik Anda (katakanlah) jelek, tetap mata yang perlu dijaga. Dan itu tak susah khan.

Hati bisa dilihat lewat mata. Jadi selain menjaga mata, tidak lepas dari menjaga hati. Dalam interaksi, laki biasanya juga melihat hati ini jika ingin berhubungan serius. Dan kabar baiknya, hati yang baik banyak mendongkrak nilai fisik yang kurang.

Kenyataan aneh kalau para cewek menilai dirinya sendiri terlalu jelek. Semua penilaian minus 1-2 point dari skala 10. Artinya, jika dirinya menilai 6 atau katakanlah standar aja, sebenarnya 7 atau bahkan 8. Minus terjadi karena gak PD. Efek ini fatal dan bisa dilihat dari riasan yang berlebihan. Jadi rasa percaya diri seorang cewek itu perlu sebelum menilai diri, yach agar adil.

Satu paradox, konsep kecantikan cewek kadang beda sama yang dipikir laki. Mau pake bedak 3 Jt, sama 300 rb gak bisa bedakan itu laki. Pake lipstick mahal sama murah ya mana tau? (Kalau soal knalpot racing atau kenapa Ronaldo balik kucing ke MU?) Selama pilihan warna pas dan alami, percayalah “gak ada laki” yang tahu (dan gak peduli). Omong soal produk kecantikan bukan topik yang pas bagi laki kebanyakan.

Untuk parfum, jangan berlebihan. Pakai yang ringan saja jika pakai kelas murahan. Yang penting tubuh bersih, rajin gosok gigi, yang normal-normal saja sudah cukup.

Dan jika cewek kere hanya menenteng tas level pasar malam, siapa laki yang peduli? Kasarnya , laki-laki tidak bisa terlalu “bedakan” pesona cewek pakai tas H3rm35 atau E4g3r. Hanya sesama cewek saja bersaing untuk merebut perhatian.

Laki pada akhirnya lebih terpesona sama yang polosan gak pakai apa-apa hahaha. Baju murah meriah yang bisa “mengeksploitasi” imajinasi laki jauh lebih berguna untuk urusan pikat memikat.

Hal penting jika tutur kata dan tingkah laku sopan. Wacana okelah jika diajak omong. Apa yang bisa bedakan jika 1000 wanita cantik bersaing jadi ratu kecantikan? Jika Anda jadi juri, tentu faktor pembeda adalah wacana, pengetahuan, & ketrampilan.

Dan untuk ini tidak perlulah sampai sekolah kepribadian segala yang mahal. Tapi jangan nanggung juga. Menyanyi saja? Ahh latihan yang serius juga agar gak fals hehe.

Lha kalau kalah tampilan berdasar harga bedak ya apa laki itu gak pilih cewek yang pake bedak jutaan? Pilih cewek yang pakai tampilan serba wah? Gak semua seperti itu. Bisa-bisa laki yang serius milih cewek yang biaya perawatan normal aja. Yang terjangkau hehehe. Satu paradox lagi ya.

Sebenarnya secara halus cewek jadi obyek penderita untuk urusan seleksi. Ini berkah bagi yang cantik dan kutukan bagi yang jelek. Tapi berkah ini kadang berubah jadi eksploitasi modal fisik dari wanita.

Jalan hidup cewek kere berjuang menjadi kaya juga penuh godaan. Terlepas menjadi cewek matre hasil eksplotasi sini sana, ataupun kerja keras banting tulang. Ataupun jadi cewek yang biasa-biasa saja asal tidak kere.

Selalu para ortu (kebanyakan) mendidik anak perempuan untuk jadi cewek mandiri. Bisa nyetir sendiri. Berdikari untuk mandi sendiri hehehe. Tidak tergantung dari laki manapun. Kalau cari jodoh, cari yang kaya. Jangan pilih laki kere jika gak ingin menderita.

Meski gak semua, hal yang biasa bagi cewek kere yang berharap dapat laki kaya. Entah kaya hasil banting tulang atau korupsi. Pokoknya kaya.

Hasrat ini ada sejak jaman manusia purba hidup di gua. Para laki pergi berburu. Kalau gak ada hasil, maka gua gak ngepul dapurnya. Para laki pemburu yang pulang bawa dinosaurus lebih dihargai daripada yang bawa tokek.

Kalaupun cewek kere (katakanlah) menjual diri sebagai profesinya, mesti selalu pihak cewek yang disalahkan. Sedang para laki penikmat jasa bebas tanpa syarat. Dosanya seolah ditanggung sama cewek seorang.

Jelas, hasil kerja yang dikata gak halal ini berputar.Untuk merawat diri juga untuk orang yang dicintai. Banyak kasus aliran uang ini mengalir ke rumah tempat ortu berada.

Memang naluri cewek untuk menghabiskan uang beda sama laki. Meski sering terlihat sia-sia, tetap ada jatah untuk merawat gua plus penghuninya.

Oke, ini tulisan mengalir saja. Tidak ada habisnya kalau diteruskan hehehe. Saya coba merangkum sebagai akhir cerita

Kesimpulan

Ingat Inem pelayan sexy. Laki-laki tidak terpengaruh oleh strata sosial cewek untuk urusan terpikat.

Ada kemungkinan berurusan dengan cewek kere lebih enak karena bisa memberi daripada dengan cewek konglomerat 😁

Entah kere apa tidak, eksploitasi nilai fisik wanita jalan terus. Dalam level tertentu wanita yang punya penampilan oke lebih punya peluang dieksploitasi. Tidak ada wanita jelek di hotel bintang 7.

Laki-laki tidak terlalu sensitif dengan asesoris kecantikan wanita. Jadi nilai tambah seperti tutur kata, tingkah-polah, dan pemikiran jadi hal penting.

Cewek sering menilai diri sendiri terlalu rendah. Hati-hati yach saat menilai diri sendiri.

Peace!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s