Entah naik sepeda apa ngebut pakai RX King, mosfet ini bisa dipakai 🙂
Saya memilih menaikkan tegangan dari 12V sampai 28V untuk meningkatkan daya output MRF8S9260HS. Tentu dengan tegangan 12V, Mosfet ini bisa dipacu untuk daya lebih besar. Tapi, menaikkan tegangan adalah cara termudah dan praktis untuk mosfet ini. Digunakan 2 sumber tegangan beda pada eksperimen. Yang satu tetap 12V atau 13,8V untuk bagian buffer (sekaligus driver), dan satunya lagi khusus untuk Mosfet : 12V-28V. Tahapan tegangan yang saya coba : 12V, 13,8V, 18,5V, dan 28V. Untuk tegangan 18,5V digunakan power supply bekas laptop (3,5A).
Blok rangkaian Tx hanya terdiri dari 2 komponen aktif setelah BPF (Band Pass Filter). Sebuah buffer sekaligus driver 3904/2053 dan Final Mosfet MRF8S9260HS. (Biasanya pada perangkat varian BITX, bagian buffer sudah ada. Sebuah transistor untuk exciter yang dihubungkan dengan amplifier HF). Anda dapat membuat seluruh blok rangkaian ini, dan melakukan bypas transistor exciter pada BITX. Atau menggunakan output exciter BITX dan hanya membuat bagian mosfet MRF saja.
Di eksperimen ini, T1 menggunakan impedansi 9:1 (3L:1L). Untuk T2, impedansi 1:16 (1L:4L). Anda dapat mencoba impedansi 1:4 atau 1:9 untuk daya lebih rendah. Pengaman Mosfet agar “tidak liar” saya hilangkan. Satu alasan adalah : transistor sekelas 3904 tidak akan “over drive” bagian final karena daya output hanya 100-150mW. Menambah satu transistor sekelas BD139 tidak perlu dalam kasus ini. Ujicoba selama ini, rangkaian stabil untuk komunikasi nyata. Tapi silahkan dicoba jika ingin meningkatkan daya lebih besar lagi.
Tes Tx dapat report “baik dan jelas untuk modulasi”, signal S20 dari Surabaya ke Pacitan, S7-S9 ke-Klaten. Sempat komunikasi dengan lokal Grobogan, Sidoarjo juga lokal Surabaya sendiri sebelum menulis blog ini. Propagasi selalu jadi kambing hitam soal kekuatan signal, tapi intinya, mosfet ini oke banget untuk dipakai.
Untuk pendingin utama mosfet, dapat digunakan plat tembaga “busbar” yang biasa dipakai untuk panel listrik. Saya pakai “busbar” tebal 0,5 Cm dengan lebar 5 Cm, dan panjang 14 Cm. Menyatukan mosfet dengan plat tembaga “busbar” dengan cara memanggang di atas kompor gas.
Dari ujicoba, (ini subyektif ya) menggunakan tegangan 28V adalah terbaik. Idq (quiescent current) tidak perlu besar, tapi hasil mantul hehehe. Tentu semua kembali ke selera dan kebutuhan. Jika ingin praktis, tegangan 18,5-20V bisa pakai adaptor bekas laptop. Atau bisa diberikan opsi pada box rig untuk menggunakan single supply atau supply terpisah untuk mosfet.
Ok, semoga berguna! 73
YD3BRB
—————-
Catatan : Model “Single Ended” tidak pernah dianjurkan untuk daya besar. Model push-pull lebih ideal karena meniadakan salah satu sisi harmonisa. Tapi, dengan LPF yang baik, model “single ended” tetap layak untuk dicoba. Rangkaian lebih praktis dan mudah dibuat. Ringan juga di kantong.
brati harus ada 1 penguat lg ya om..yg model pake irf510 dsb..
Iya, standar 3904-BD139-IRF510-IRFP250.
oke kalo bgitu om…
oya om sya mau tnya,sya lg buat yg pushpull skema dri blog ini..
yg 2x irfp260..sya ganti irfp250 (karena adanya itu)
tpi ada kendala om..
di bagian grounding,seluruhnya smpe ke soket mic keluar sinyal rf di cek pke rf probe..munculnya saat buat bicara..di saat diam ngga ada pergerakan di rf prob..kira2 slahnya dmna ya om..apa grounding sya kurang max..mohon petunjuknya om..makasih sebelumnya..
Mungkin juga. Stop kontak listrik rumah pilih yg ada grounding, kabel ke power supply juga. Beri choke tiap jalur supply ke perangkat. Dalam rangkaian, beri juga.
Untuk case amplifier, pakai aluminium/seng/besi agar signal tidak main2 keluar :). Ini seperti sangkar faraday.
om kalo mosfetnya pake irfp250 bisa ndak?
Tidak bisa.Untuk IRFP250 butuh driver seperti BD139/2N2219. Output dari 3904/2222 setelah BPF sekitar 100-150mW, terlalu kecil untuk diumpankan langsung ke IRFP250.
Mungkin idealnya untuk IRFP250 ada di level ke-4. Buffer, driver, final(IRF510), baru kemudian IRFP250. Saya pernah mencoba tapi hasil kurang memuaskan jika setelah BD139 langsung diumpankan ke IRFP250
iya om ternyata harus pake box plat..kmrin baru coba pake haetsink aja..
cm skrng masalahnya saat sya set idle current knapa merangkak naik ya om..sya set 25 mA per fet..sudah ada perubahan suhu di fet’nya..tpi setelah di amati,idle current naik terus menerus..seperti detik jam..bisa lebih dari 25mA..perubahan bisa sampai 3mA per fet..buru2 sya matikan takut dor lg..
iya om ternyata harus pake box plat..kmrin baru coba pake haetsink aja..
cm skrng masalahnya saat sya set idle current knapa merangkak naik ya om..sya set 25 mA per fet..sudah ada perubahan suhu di fet’nya..tpi setelah di amati,idle current naik terus menerus..seperti detik jam..bisa lebih dari 25mA..perubahan bisa sampai 3mA per fet..buru2 sya matikan takut dor lg..
Idle current akan naik seiring suhu yg naik. Ini hal yang wajar. Cuma jangan bablas karena heatsink yg kekecilan :). Juga mesti simetris alias adil jatahnya tiap mosfet.
iya om ternyata harus pake box plat..kmrin baru coba pake haetsink aja..
cm skrng masalahnya saat sya set idle current knapa merangkak naik ya om..sya set 25 mA per fet..sudah ada perubahan suhu di fet’nya..tpi setelah di amati,idle current naik terus menerus..seperti detik jam..bisa lebih dari 25mA..perubahan bisa sampai 3mA per fet..buru2 sya matikan takut dor lg..
oke om..nanti coba saya perbaiki lg..biar lebih maksimal lg..
dekali lg terima kasih om atas artikelnya beserta wejangan’nya..
salam 73.. 😁
Sama2 om..salam & sehat selalu 73