Dapat biji kopi Arabica yang sudah di sangrai. Tidak tahu sih biji kopi ini dari mana. Bisa dari Sumatera, bisa dari Flores, atau bisa jadi kopi gak jelas campuran… Termasuk sisa alias buangan kw7 ๐. Tidak apa, yang penting aroma dan rasanya.
Menolak pemberian sama saja menolak rejeki hehehhe.
Sekalian buat eksperimen menumbuk kopi cara suka-suka. Lebih ahli menumbuk beling buat “gelas” benang layangan sih aslinya Hehhehe. Hhmm.. Aroma kopi mulai keluar saat ditumbuk.
Sudah pokoknya tumbuk aja sambil bersyukur, menyadari kalau hidup tanpa kopi itu susah untuk dinikmati.
Tidak perlu diukur grit berapa halusnya hehhee. Suka-suka saja. Tiap orang punya selera masing-masing. Tidak usah pikirin standar para pakar kopi. Yang minum nanti ya diri sendiri kok.
Mau dapat kopi dari orang ndeso atau dari konglomerat tidak mengubah rasa kopi itu. Yang menentukan ya rasa syukur itu sendiri.
Peace!
——
Trus perspektif nya apa? Gak tau, asal nulis judul aja ๐