Kalau mau kasih ya kasih. Kalau gak rela karena satu atau lain hal ya gak usah kasih. Tidak perlu kasih dengan syarat dan ketentuan berlaku. Karena ini anak sendiri bro.
Tidak perlu ada embel-embel kalau nilai A dapat 100, kalau gak nakal, kalau B, kalau C, kalau juara. Ini bukan Asian Games lol.
Entah kenapa jalan pintas ini selalu jadi favorit untuk “mengubah” perilaku anak. Juga sebagai amunisi untuk mencapai keinginan tertentu dari ortu.
Karena cinta, seseorang memberi yang dicintai. Atau meluluskan keinginan. Dan semua tanpa syarat.
Hanya menganalisa, kalau ortu punya banyak uang dan sedikit waktu untuk anak. Jadilah transaksi model syarat dan ketentuan ini.
Jika ini jadi kebiasaan dan selalu begitu, siap-siaplah menerima karma. Jika saatnya nanti kita jadi anak kecil lagi (saat tua dan tak berdaya) mereka mungkin tinggal menyelesaikan bakti anak ke ortu cukup dengan uang saja.
Jalan yang sulit adalah menyediakan waktu untuk segala sesuatunya. Ini tidak mudah dan tidak instan. Proses apapun perlu waktu. Waktu untuk omong-omong, waktu untuk mendengarkan, mengerjakan project eksperimen bersama, atau apalah itu.
Membentuk kebiasaan dan karakter anak perlu perjuangan dan kreatifitas. Jika Anda memanfaatkan uang sebagai jalan pintas, maka anak akan melihat uang sebagai jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah. Tidak perlu repot, tidak perlu banyak tenaga, dan persetan dengan relasi antar manusia.
Syarat dan ketentuan ini model komunikasi atas bawah. Padahal anak kadang ya butuh teman bermain. Mungkin kalau anak masih kecil Anda jadi kudanya lol. Juga teman ngobrol (meski topiknya aneh-aneh). Intinya ketika Anda memberi syarat dan ketentuan, coba pikir dengan matang.
Peace!