Kejadian ini terjadi di warkop dekat RS Premier Surabaya. Saat itu saya melawan tiga orang jagoan di warkop yang seluruh mejanya adalah papan catur.
Bermain dengan pengangguran yang pekerjaan sehari-harinya bermain catur adalah berat (sebuah paradox ). Anda perlu kecerdasan diatas rata-rata untuk mengalahkan mereka. Mereka punya waktu panjang seharian tanpa beban, sedang pikiran saya melayang mengenai agenda hari itu yang jauh dari meja catur. Tapi papan catur sudah ditata, harga diri dipertaruhkan saat itu hehehhe.
Setelah dihajar 2 set langsung tanpa basa-basi, saatnya pembalasan! Saatnya menampilkan jati diri apa adanya. Gantian saya membalik keadaan. Jagoan pertama dengan gaya serobot kiri-kanan menyerah.Jagoan berikutnya muncul lebih “deep thinking- slow moving” dua set tanpa ampun. Jagoan terakhir melakukan strategi tukar guling dan jabatan hehehhe. Habis kopi saya habis buah catur mereka termasuk rajanya. Dari total pertandingan, skor 7-2 untuk saya.(semestinya dapat hadiah secangkir kopi gratis yaa).
Tapi ….saya mau cerita. Saya menggunakan strategi terbaik untuk menang. Strategi “permisi”. Permisi, boleh saya pakai HP ? Karena mendapat ijin saya mulai melangkah.
Segera saya download game catur , mengatur elo rating 2075 (expert) dan setiap langkah lawan saya simulasikan. Jadilah saya jagoan hari itu hehehhe.
Kesimpulan :
- Definisi problem harus jelas–> “bagaimana bisa menang”.
- kecerdasan buatan adalah teman untuk “problem solving”.
- Tidak usah sungkan memakai yang terbaik (kecerdasan buatan ini pernah juara 3 dunia).
- Manusia lebih cerdas dari kecerdasan buatan manapun. Yang terakhir adalah alat bantu.
- Manusia perlu dihargai lebih dari alat/benda apapun.
Hal yang menarik, realita sesungguhnya baru-baru saja saya bisa mengalahkan level 1 (Elo 750) alias buat pemula game catur setelah mengalami kekalahan dan draw.Jadi…
Peace !
Michael Daranto's Blog 