Satu kesempatan cangkruk’an sama teman kelas SMA. Satu orang jadi dosen killer 🙂 kampus top, satunya lagi manajer perusahan papan atas. Sedang saya? Pengembara gak jelas 😁
Omong soal jurusan yang mesti diambil sama anak teman sambil hitung kans. Anak teman ini SMP-SMA cuma ditempuh 4 tahun saja. Target adalah kampus teknik terbaik dengan skor jurusan tersulit untuk masuk se-Indonesia.
Pilihan adalah T.Elektro. Ini jurusan dengan prospek paling cerah kata teman saya yang jurusan Mesin dan Ekonomi. “Wes pokok e lak gak elektro yo mesin ae”.
Diperusahan skala Nasional, itu jurusan yang paling dicari. Plus jurusan yang gampang selingkuh kalau gak ada kerjaan sesuai bidangnya alias serabutan hehehhe. Jurusan yang paling mengikuti perkembangan jaman. lhaa. Saya ya iya-iya saja… Lha wong itu jurusan diri ini juga.
Padahal ini juga jurusan paling gak bermanfaat dan buang energi karena kuliah sudah susah-susah ketemu sama yang gak manusiawi, lulus kawin sama pramugari. Kerjaan cuma pakai Kalkulator pasar sudah cukup.
Teman-teman yang DO malahan punya kerjaan yang lebih sukses dibanding yang lulus cumlaude dan tekun di Laboratorium. Hidup sering punya irama yang gak jelas kord nya.
Kembali ke soal anak teman, paling tidak dia punya modal dasar buat menghadapi keruwetan saat kuliah. Cuma, mesti sosialisasi sama teman beda usia satu angkatan.
Ya begitulah nasib anak jenius. Tangga piramid kompetisi mesti dijalanin enak gak enak. Semoga gak masuk arena “rat race” yang gak jelas saja. Tentu saya mengharap yang terbaik untuk teman saya.
Pendapat saya sih, jurusan apa saja, asal yang jalanin happy itu terbaik. Gak perlu ikut trend mayoritas soal ini. Bisa jadi, jurusan yang diremehkan malah jadi sumber rejeki.
Lebih ekstrim, kalau anak mau lanjut kuliah okay, gak mau kuliah juga gak masalah. Ada banyak jalan ke rumah pacar 😁
✌
Michael Daranto's Blog 