Sudah lama gak nulis soal Tuhan π Aslinya males sungguhan kalau ketemu temen dan omong soal satu ini. Kalaupun terjadi omongan dalam group WA misalnya, lebih banyak ributnya hehehe. Lebih baik kerjakan hal lain yang berguna.
Bisa jadi diri ini jauh dari paham soal Tuhan. Tuhan yang Maha segalanya. Maha Besar, Maha Esa, Maha Tahu,… Tapi kebanyakan diri mengklaim dengan yakin seperti saat klaim asuransi saja.
Omong soal Tuhan seakan jauh lebih gampang dan pasti. Apalagi seakan punya pemahaman tingkat dewa. Lebih tahu Tuhan sedetailnya dibanding teori string misalnya. Teori ini seperti ilmu yang lain, jelas gak ada apa-apanya di bandingin Tuhan.
Tidak usah Teori String, untuk hal yang sederhana saja manusia sering salah π Heemmm…Ayo coba!
1:0=?
Atau pingin yang agak ruwet?
6:2(2+1)=?
Hati-hati jika merasa punya jawaban benar (soal hitungan anak SD ini). Cek lagi! Yakin?
Menjawab 2 soal (anak-anak ini) kebanyakan orang kepleset salah jawab. Sudah lulus SD khan? π Bercanda.
Ini bukan berarti diri sendiri tidak boleh yakin dengan apa yang kita yakini kebenarannya. Ini Iman yang juga hak pribadi dan bersifat personal.
Cuma, menurut saya, pencarian kebenaran itu proses seumur hidup. Jika merasa sudah lulus, kok masih di dunia yang fana ini? Semestinya sudah di Surga.
Jika merasa diri tahu segalanya soal Tuhan, itu namanya arogan. Berbicara soal Tuhan perlu kerendahan hati. Tuhan Maha Besar, sedang otak kita gak lebih besar dari buah kelapa π
Melihat langsung Tuhan akan buat mata manusia buta. Mata juga gak mampu melihat sesuatu yang Agung secara langsung. Mata manusia hanya bisa melihat pantulan dari sang Maha Pencipta.
Berbicara soal karya Agung Tuhan jauh lebih baik dalam konteks relasi sosial antar manusia yang beda-beda. Ini hal yang sama-sama bisa dipahami oleh otak dan dirasakan oleh hati.
Jika rasa damai dan tenteram dipunyai, maka berbicara soal kebenaran jauh lebih mudah dibanding modal rasa benci,permusuhan, dan merasa paling benar.
Kembali ke Teori string. Jika omong soal kelahiran alam semesta, big bang, black hole, cahaya yang belok, dan waktu yang berhenti, banyak manusia gagal paham. Okelah.. Sampai sini saja berat, apalagi mau omong soal Tuhan.
Tapi nyatanya, nulis soal Tuhanpun jauh lebih lancar daripada nulis soal teori string. Omong soal Tuhan bisa sampai ngalor-ngidul kemana-mana. Bisa sampai ribuan baris kalau diteruskan. Trus kalau tentang teori string? Otak jauh bekerja keras karena tidak mungkin sekedar nulis saja. Semestinya kebalik ya π
Tidak masalah kok jika omong soal Tuhan. Cuma lebih gampang omong soal pengalaman relasi dengan Tuhan yang menyapa diri dengan cara yang manusiawi. Dapat rejeki tiba-tiba saat bokek. Rasa sayang dari ortu, teman, dan pacar misalnya.
Relasi dengan Tuhan adalah sesuatu yang sangat pribadi. Dan berbicara soal pribadi perlu hati yang sama-sama terbuka. Tidak mungkin dengan rasa sombong. Pasti hati yang lain akan menutup jika ini terjadi.
β