Pesan buat para Guru…

Jangan susah-susah kasih tugas/PR/worksheet/xyz atau entah apa namanya. Kasian ortunya yang asyik maen game terus kena interupsi buat bantuin anak hehehhe.#bercanda

Harap maklum jika gak setiap anak suka matematika seperti suka makan Pizza misalnya. Jadi bagian yang gak enak pasti dioperkan ke orang lain buat dimakan. Tentu yang kena getah ortunya (kalau gak guru lesnya kalau les). Getah kalau sedikit masih nikmat kok. Tapi kalau banyak rasanya pingin nantang duel yang kasih getah itu hahahha. #guyon

Karena sekolah sudah bayar mahal, sebaiknya gimana caranya apa yang diberikan bikin happy (yang sehat) anak. Mereka khan masa-masa bermain yang tujuannya happy. Kalau seringnya kebalikan, lebih baik pensiun dini saja jadi guru alih profesi jadi tukang siksa hehehhe #janganmasukinhati

Tapi berhadapan dengan ortu yang ambisius,yang ingin anaknya sempurna dalam segala hal, ingin anaknya jadi nomor 1 di alam semesta, harap sadar tidak semua ortu seperti itu. Saya lebih pingin anak saya bahagia, dan menemukan cara untuk mencapainya.

Membandingkan itu juga sering salah kaprah. Membandingkan anak satu dengan yang lain juga perlu mikir 100x. Mereka unik seperti pacar yang satu dengan yang lain (ini apa hubungannya hehehe). Membandingkan sekolah yang satu dengan yang lain juga perlu mikir 100x.

Tiap sekolah punya ciri khas masing-masing. Jangan jatuh dalam pacuan “rat-race” dimana yang jadi obyek penderita adalah anak. Hati-hati dengan konsep benchmark sontoloyo itu. Lebih baik berkompetisi menjadi diri sendiri. Katakan kepada kepsek Anda kalau gak mungkin menang melawan yang nulis ini dalam urusan ngopi di jalanan mode blakrak’an=on misalnya hahahhaha.

Yang penting jalani hidup dengan happy meski cicilan rumah belum lunas, mengajar dan mendidik dengan happy meski gaji belum naik-naik 🙂 Hidup hanya sekali, jika Anda suka “menyiksa” anak dan ortu dengan getah berlimpah demi ambisi pribadi, percayalah karma akan mengejar sampai surga.

Peace!

Kota Kediri, 6-8-2018 (Aurel, ini hari apa ya? HBD! 🙂