Superhet Double Conversions : 3 Mixer + 2 IF untuk 40M Band

Eksperimen RX superhet double conversions dengan IF 21.4MHz dan 10MHz pada bagian IF kedua. Apakah performa Double conversions lebih baik dibanding single conversion? Silahkan praktek dan nilai sendiri hehe. Mengapa IF 21.4MHz? Yach agar “image rejection” lebih baik. Frekuensi 21.4MHz jauh dari pasar malam frekuensi 7MHz. (Tapi alasan yang lebih jujur : saya hanya punya MCF 21.4MHz lol ).

Jalan ceritanya sebagai berikut: Signal dari antena masuk BPF, diteruskan ke mixer 1 dengan faktor pengali 21.4MHz – vfo. Tujuannya signal dinaikkan ke 21.4MHz sebagai IF pertama. Setelah melewati TIA 1, signal di mix lagi dengan mixer 2 dengan LO2= 21.4MHz- bfo. Tujuannya agar signal turun menjadi 10MHz minus 3KHz. Kemudian masuk ke TIA 2 sebelum melewati xtal 10MHz. Terus signal masuk ke mixer 3 dengan faktor pengali bfo. Nilai bfo sekitar 9.998500MHz.

Beda dengan rancangan ubitx yang IF pertama hanya 2 pole, pada eksperimen ini langsung 8 pole. Jaminan pabrik +-25KHz dari center frekuensi, redaman -90dB. Signal benar-benar bersih dari huru-hara pasar senggol. Kalau 2 pole mungkin mentok di 30-40dB. Apakah mesti pakai 8 pole? Tidak…Karena stok yang ada hanya itu lol. Malas kalau buat 8 pole dari xtal eceran. Sudah makan tempat, belum tentu hasilnya baik kalau buatnya dengan mengambil secara acak dari stok xtal.

Ada 3 buah TUF-1SM yang dipakai sebagai DBM. Penguat IF digunakan model TIA dengan gain 16dB dan 22dB. Eksperimen model ugly ini lebih masuk akal daripada menggunakan papan roti hehe. Karena masih ujicoba, tidak saya tampilkan skematik.

Input/output impedansi 21G15D adalah 1500 Ohm. Saya menggunakan lilitan sebanyak 4:22 pada FT50-43 untuk menghasilkan impedansi 1:30. Dapat digunakan impedansi matching model yang lain jika ingin. Intinya dari 50 Ohm ke 1500 Ohm dan sebaliknya pada xtal filter 21G15D ini.

Sedang pada xtal 10MHz input/output impedansi sekitar 200 Ohm.

Patokan dari OM Farhan, frekuensi IF minimal 1,5x dari frekuensi kerja. Kalau rentang HF sampai 30MHz, maka frekuensi IF mesti 45MHz. Kalau 21.4MHz secara teori baik sampai band 20M. Btw, saya belum ketemu dasar ilmiah mengenai klaim ini. Elecraft K2 justru memakai IF dengan xtal 4,9MHz. Ada plus minus soal frekuensi pada IF jika memilih tinggi atau rendah. Cuma dari sisi daya listrik, semakin tinggi frekuensi, semakin boros daya.

Hasil modulasi lumayan bersih dan baik. Ok, karena pengkabelan masih kacau, ada faktor grounding yang mempengaruhi. Lagian penyusunan komponen masih tidak ada sekat antar bagian. Cuma secara prinsip, rangkaian bekerja dengan baik. Crystal filter GMCF21G15D dapat digunakan untuk urusan homebrew dunia HF.

Semua output clock pada Si5351 digunakan. Perhitungan untuk output clock cukup sederhana, saya tinggal memodifikasi sedikit dari UglyDDS.

Bagaimana dengan output Si5351?

Asumsi xtal yang dipakai 21.4MHz dan 10MHz dan f target (FT) =7.010KHz

Digunakan clk0 sebagai L01 untuk mixer 1, clk1 sebagai LO2 untuk mixer 2, dan clk2 sebagai bfo untuk mixer 3. Perhitungan sebagai berikut :

clk0= 21.4MHz-FT, clk0=21.4MHz-7.01MHz=14.39MHz.

clk2=10MHz-1.5KHz= 9.9985MHz (untuk bandwidth 3KHz LSB)

clk1=21.4MHz-bfo = 21.4MHz-9.9985MHz=11.4015MHz

Dari output clock pada Si5351, hanya clk0 yang selalu berubah sesuai target frekuensi yang dituju. Sedang clk1 dan clk2 bersifat konstan meski FT berubah-ubah.

Ok, semoga berguna!

Lampiran :

Aslinya penasaran dengan GMCF21G15D yang merupakan crystal filter (8 pole) dengan bandwidth 15KHz (lihat lampiran di bawah). Dapat bodolan MCF ini sudah lama dan ingin mencoba. Komponen ini termasuk eksotik, hanya tempat tertentu yang ada…jika Anda beruntung. Apalagi menemukan dengan harga murah.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s