Isa Anak Siti Mariam

Isa kecil lagi asyik demo program pengolah kata. Teori mesti dipraktekkan di atas keyboard. Supaya nyata, mesti diprint juga di atas kertas. Masak cuma omong doank! Demo ini ternyata buat banyak orang kagum.

Jaman dulu gak ada itu komputer. Apalagi printer 3D. Listrik juga belum masuk desa. Apalagi Isa saat itu masih anak dan belum cukup umur buat kawin. Tapi demo laptop dan printer diantara unta dan kambing sungguh asyik.

“Isa kamu dicari ibumu!” Kata teman Isa ” Hahh! Ibuku yang mana? Siapa ibuku?”

Padahal pontang-panting Siti Mariam seharian cari itu anak gak ada batang hidungnya. Eh gak taunya lagi asyik sama sesuatu yang ibunya sendiri gak paham. Siti Mariam memang jadul. Gadis desa ini mungkin gak tamat SMP. Teknologi jaman Now jelas gak paham. Mau order Onta online juga gak tau gimana caranya.

“Isa kamu dicari ibumu!” “Hahh! Ibuku yang mana? Siapa ibuku?”

Siti Mariam hanya diam saja mendengar jawaban anaknya. Mau jewer kuping Isa kok ya gak tega. Yach hanya disimpan dalam hati. Padahal ini jawaban yang kurang ajar nurut ajaran Budi pekerti sekolah jaman Now.

Waktu berlalu, Isa sudah cukup umur buat kawin. Diajak pergi kondangan sama ibunya. Ini pesta kawin besar punya kepala desa. Semua orang diundang. Awas! Jangan sampai gak datang. Bisa-bisa mau buat KTP gak dikasih stempel.

Acara hiburan mengalir, waktunya tarian padang pasir yang hot. BlackPink aja kalah kalau soal buka-bukaan pusar. Siapa tamu yang gak minum trus? Minum lagi supaya gak kepanasan gara-gara kena pusaran pusar?

Siti Mariam jelas maklum. Kebiasaan orang laki ya begitulah saat ada pesta besar. Jangan sampai Wine atau Beer pletok abis. Ini akan memalukan tuan rumah. Para pelayan sekalian kena getah juga bisa-bisa.

Tapi saking meriahnya, minuman itu habis. Padahal pesta belum selesai. Tidak mungkin order Sprite, Fanta atau Coca-Cola. Itu minuman soft drink bukan level mereka. Itu minuman anak-anak, bukan minuman orang dewasa. Mereka minta Wine. Ini minuman kelas B dari kategori pajak.

Isa cuek aja sambil menegak Wine terakhir.

“Nak! Mereka kehabisan Anggur!” Siti Mariam teringat bakat Isa soal cetak mencetak dan menggandakan. Meski cuma cetakan di atas kertas, lumayan juga saat itu.

“Apa yang dikatakan anakku ini lakukan ya!” Kata Siti Mariam sama pelayan. Mereka mulai kebingungan dipanggil sana-sini para tamu buat minta Wine yang abis. Karena punya hati pelayan juga, ada rasa percaya para pelayan dengan Siti. Bisa jadi Siti juga pelayan di pesta desa lain. Sesama pelayan mesti saling membantu.

Isa tukang kayu anak Siti Mariam. ” Okay dech!” kata Isa. Isa mulai keluarkan laptop untuk cari di Google cara membuat Wine terbaik. Wine yang cocok sama irama padang pasir. Koneksi internet lumayan cepat saat semua orang lagi sibuk pesta, gak sibuk sama HP nya.

“Bro, isi itu gentong kosong sama air,” kata Isa. Pelayan iya saja karena teringat sama kata Siti Mariam. Mungkin hanya orang yang polos saja lakukan hal yang gak masuk akal. Orang pandai dan berakal akan menolak. Belasan gentong akhirnya penuh terisi air mineral galonan.

Mujizat terjadi gara-gara orang polos. Ini tingkat pertukaran energi yang efisien. Air jadi Anggur. Entah gimana caranya hanya Isa dan Google yang tahu 🙂 Yang penting pesta jalan terus. Tuan rumah senang, para tamu pun happy.

Peace!

——————————————-

Seorang anak, mau dia itu siapa, tetap mesti hormat sama ibunya. Met Hari Ibu untuk semua. Met Natal 2018 bagi yang merayakan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s