Lama cangkruk ‘an dalam dunia per-warkop-an yang diisi manusia dari macam-macam tipe, kadang saya jadi sangsi jika melihat orang-orang (bukan Anda) yang sekolah pandai-pandai tapi tak punya nalar politik yang baik. Kebanyakan jadi korban cuci otak satu pemikiran tertentu. Saya mikir kalau masih pandai abang becak yang ikutan nongkrong di warkop yang punya pemikiran sederhana tapi kritis.
Mereka tidak punya ijasah mentereng atau kampus almamater yang bisa dibanggakan. Garis hidup mereka tidak melewati itu semua. Mungkin posisi yang masuk kategori masyarakat bawah membuat mereka tak punya skala kepentingan untuk berkuasa. Mereka bukan cendikiawan yang digadang-gadang berada didepan untuk memajukan bangsa. Mereka melihat dan merasakan dari bawah.
Tapi saya melihat mereka punya kebebasan berpikir jauh lebih baik dari satu mahasiswa brengsek yang konslet pemikirannya. Atau dari satu Doktor yang penuh angkara dendam dibanding nalar sehat dalam berpolitik.
Tidak ada yang membentuk pemikiran mereka sesuai aturan main tertentu. Mereka bebas berpikir, seperti bebas kapan mau cangkruk’an di warkop. Mereka juga tidak punya gengsi yang mesti dipertahankan atau diperjuangkan. Tidak ada pengkaderan dan pembekalan ala pejuang antariksa untuk mengalahkan bangsa Alien galaxy tetangga. Mereka membentuk dirinya sendiri . Mereka bebas berpikir dan memilih.
Apa hubungannya sama politik? Ini seperti maenan catur bagi mereka. Sambil nunggu pelanggan mereka main catur. Kalau tidak baca koran lungset entah dapat dari mana. Mereka kadang lucu pakai kaos parpol sekenanya. Ada yang hari ini kaos partai A, besok partai B, besok lagi kaos tokoh partai X. Tapi ada lagi yang pakai kaos partai jagoan tiap hari sampai se-becaknya sekalian ikutan. Ini kader partai militan hasil cuci otak atau belajar dari sejarah? Hehehe Ada yang terang-terangan dengan sikap politiknya, ada yang milih secara rahasia saat coblosan. Mereka jujur mengakui kalau ada serangan fajar jelang pemilihan, mereka ambil uangnya dan mencoblos sesuai hasratnya.
Yang namanya konslet itu ya pemikiran kerdil kalau hanya ada satu pemikiran saja yang benar buat mengalahkan bumi dan langit. Ini pola pikir yang arogan dan kampungan beneran. Apakah tidak sadar kalau ilmu pengetahuan hasil tapa brata di kampus bermula dari keraguan dan tanda tanya besar? Ini semacam paradox bahwa ilmu yang dipelajari semestinya berguna untuk landasan menjangkau daerah diluar zona nyaman yang perlu dieksplorasi.
Politik itu semestinya lumer seperti coklat kalau kena panas. Tapi anehnya bagi yang konslet-konslet, ini seperti harga mati kalau coklat itu susu, coklat itu susu titik. Jadi inget menteri propaganda Goebbels yang jagoan mengubah susu jadi 100% coklat.
Sebenarnya sikap kritis tidak lepas dari keraguan. Justru yang yakin 100% akan satu langkah/pemikiran politik itu golongan yang konslet-konslet. Cuma keraguan itu susah dijalani bagi orang yang tidak rela bayar 3rb aja buat secangkir kopi Hehehe. Segala kemungkinan tertutup bagi mereka yang pelit buat traktir temannya di warkop.
Saya banyak belajar soal politik dari para abang becak. Bagaimana manipulasi dan langkah politik dijalankan seperti maen catur. Bagaimana modelnya korban tipu daya bergeletakkan dan otak cemerlang seperti onggokan sampah.
Kesimpulan :
Tidak perlu malu belajar dari siapapun.
Kalau ada kecenderungan otak konslet atau arogan, mampir aja ke warkop biar cepat waras.
Jangan ngebon kalau ke warkop. Beberapa pemilik warkop sudah komplain soal ini Hehehehe