Saat membaca buku karangan Tony Wagner “Creating Innovators – The Making of Young People Who Will Change the World” pikiran saya tersentak karena sebagian besar inovator maupun tutornya adalah para outlier.
Hal ini mengingatkan saya akan buku Outlier-nya Malcolm Gladwell yang pernah saya baca tempo lalu. Sebagian besar sudah lupa karena sudah lama juga membaca karya Malcolm ini.
Singkatnya outlier adalah simpangan data yang dianggap error dan biasanya dibuang (Menurut statistik). Jika seseorang mengumpulkan data tinggi anak umur 14 thn dan mendapat ada beberapa anak dengan tinggi sekitar 70 cm , maka data ini akan dibuang karena menyimpang jauh dari rata-rata yang ada.(misal rata-rata 155 cm).
Para outlier akan kesulitan jika ditempatkan pada sistem yang menuntut penyeragaman kualitas tertentu. Ini suatu paradoks, bahwa sekolah yang sejatinya mencetak para inovator justru secara alami akan “membuang” para outlier ini.
Satu definisi kualitas yang saya pelajari adalah : semakin kecil simpangan dari rata-rata, semakin berkualitas. Jika kumpulan nilai kelas 7A : 7; 8; 7; dan 8 dengan rata-rata = 7,5 lebih berkualitas dari kelas 7B dengan nilai :5;10;5;10 dengan nilai rata-rata yang sama 7,5
Bahasan outlier ini membuat saya untuk lebih kritis terhadap para outlier yang ada di sekolah atau organisasi apapun. Justru mungkin merekalah yang nantinya akan mengubah dunia kita saat ini 🙂
Terakhir, saya mendapat sentakan hebat lagi dari Alexa Clay dan Kyra Maya mengenai para oulier ini dari buku yang berbeda : The Misfit Economy : Lessons in Creativity from Pirates, Hackers, Gangsters, and Other Informal Entrepreneurs. Saya menutup mata, deburan ombak tiada henti..Secangkir kopi telah kering.